Ikan merupakan makhluk Allah SWT yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang halalan thoyiban. Rasa dan manfaat yang terkandung pada setiap ikan memiliki perbedaan yang khas.
Kandungan gizi pada ikan terdiri dari protein (asam amino yang mudah dicerna), asam lemak tak jenuh, asam lemak omega 3, EPA, DHA, Vitamin (A, D, B6, B12), mineral ( zat Besi, yodium, seng dan flour).
Melihat Kandungan gizi yang sangat tinggi pada ikan, banyak sekali manfaat mengkonsumsi ikan, baik pada Bayi, anak-anak dan orang dewasa.
Manfaat mengkonsumsi ikan antara lain :
1. Menunjang pertumbuhan badan dan meningkatkan sel otak Anak (kecerdasan) .
2. Menjaga kesehatan karena dapat menurunkan resiko terhadap penyakit berat, seperti jantung, diabetes dan darah tinggi.
Sayangnya, sebagian masyarakat di Indonesia ada yang alergi terhadap ikan, terutama ikan laut. Gejala alergi ikan pada umumnya berupa gatal-gatal di wajah, tangan serta tubuh, mulut bengkak, sulit bernafas dan gangguan pencernaan. Menurut para ahli gizi pada dasarnya jika seseorang alergi terhadap protein makan makanan yang mengandung protein nabati dan hewani bisa menyebabkan alergi. Alergi pada umumnya disebabkan ikan laut yang proteinnya lebih tinggi daripada ikan air tawar ikan laut yang disimpan lama hingga diawetkan membuat protein pada ikan akan terurai . Daging ikan pada awalnya tidak mengandung histamin, namun mengandung histadin. Setelah ikan mengalami kematian menuju kondisi post mortem, dekarboksilasi histidin akan terjadi menghasilkan histamin. Histamin terbentuk saat pH daging ikan semakin rendah akibat adanya dekomposisi berbagai senyawa kimia dari kegiatan enzimitas dan bakteri pada ikan (Prof. Dr. Ir. Nurjanah MS, dosen FPIK IPB). Histamin merupakan zat yang dikeluarkan pada reaksi alergi.
Apapun upaya yang bisa dipajukan untuk mengatasi alergi pada ikan diantaranya :
1. Meminum obat anti histamin
2. Memperbanyak minum air Putih agar zat penyebab alergi dapat kaluar dari tubuh
3. Beralih dari konsumsi ikan laut ke ikan air tawar yang lebih rendah proteinnya.
4. Menyimpan ikan pada suhu kurang dari 4 derajat Celsius, untuk mencegah penguraian dari histadin ke histamin.
5. Sanitasinya harus bersih dari bakteri pathogen.
Sumber :
www.aruna.id
www.liputan6.com
www.alodokter.com
Kandungan gizi pada ikan terdiri dari protein (asam amino yang mudah dicerna), asam lemak tak jenuh, asam lemak omega 3, EPA, DHA, Vitamin (A, D, B6, B12), mineral ( zat Besi, yodium, seng dan flour).
Melihat Kandungan gizi yang sangat tinggi pada ikan, banyak sekali manfaat mengkonsumsi ikan, baik pada Bayi, anak-anak dan orang dewasa.
Manfaat mengkonsumsi ikan antara lain :
1. Menunjang pertumbuhan badan dan meningkatkan sel otak Anak (kecerdasan) .
2. Menjaga kesehatan karena dapat menurunkan resiko terhadap penyakit berat, seperti jantung, diabetes dan darah tinggi.
Sayangnya, sebagian masyarakat di Indonesia ada yang alergi terhadap ikan, terutama ikan laut. Gejala alergi ikan pada umumnya berupa gatal-gatal di wajah, tangan serta tubuh, mulut bengkak, sulit bernafas dan gangguan pencernaan. Menurut para ahli gizi pada dasarnya jika seseorang alergi terhadap protein makan makanan yang mengandung protein nabati dan hewani bisa menyebabkan alergi. Alergi pada umumnya disebabkan ikan laut yang proteinnya lebih tinggi daripada ikan air tawar ikan laut yang disimpan lama hingga diawetkan membuat protein pada ikan akan terurai . Daging ikan pada awalnya tidak mengandung histamin, namun mengandung histadin. Setelah ikan mengalami kematian menuju kondisi post mortem, dekarboksilasi histidin akan terjadi menghasilkan histamin. Histamin terbentuk saat pH daging ikan semakin rendah akibat adanya dekomposisi berbagai senyawa kimia dari kegiatan enzimitas dan bakteri pada ikan (Prof. Dr. Ir. Nurjanah MS, dosen FPIK IPB). Histamin merupakan zat yang dikeluarkan pada reaksi alergi.
Apapun upaya yang bisa dipajukan untuk mengatasi alergi pada ikan diantaranya :
1. Meminum obat anti histamin
2. Memperbanyak minum air Putih agar zat penyebab alergi dapat kaluar dari tubuh
3. Beralih dari konsumsi ikan laut ke ikan air tawar yang lebih rendah proteinnya.
4. Menyimpan ikan pada suhu kurang dari 4 derajat Celsius, untuk mencegah penguraian dari histadin ke histamin.
5. Sanitasinya harus bersih dari bakteri pathogen.
Sumber :
www.aruna.id
www.liputan6.com
www.alodokter.com
Komentar
Posting Komentar